banner4

KEWAJIBAN SUAMI BERGAUL DENGAN CARA MA,RUF PADA ISTRI

Baca Juga



Allah memerintahkan seorang suami agar bergaul dengan istrinya dengan cara yang baik.

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَرِثُوا النِّسَاءَ كَرْهًا ۖ وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا بِبَعْضِ مَا آتَيْتُمُوهُنَّ إِلَّا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ ۚ وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا


Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.

(Q.S An- Nisa Ayat 9)

Bergaul maknanya adalah berinteraksi secara intens dan penuh canda serta bersahabat dengan penuh keakraban. Allah swt juga telah memerintahkan agar para suami bersahabat dengan istri-istri mereka. Persahabatan keduanya akan menciptakan ketenteraman dalam jiwa dan kedamaian dalam hiciup. Seorang suami tidak boleh membuat istrinya cemberut atau bermuka masam, meski dalam
perkara yang tidak sampai menimbulkan dosa, senantiasa berlemah-lembut dalam bertutur kata, tidak bertingkah keji dan kasar, serta tidak menampakkan kecenderungan kepada wanita lain selain istrinya.

lbnu Abbas pernah bertutur,' Para istri berhak untuk merasakan suasana persahabatan dan pergaulan yang baik dari suami mereka, sebagaimana mereka pun berkewajiban untuk melakukan ketaatan dalam hal yang memang diwajibkan atas mereka terhadap suami mereka."

Selain menciptakan persahabatan yang akrab dengan istri,seorang suami juga harus dapat menemani dan menyertai istri (hari-hari bersamanya) dengan baik, menahan gangguan terhadapnya (tidak menyakitinya), mencurahkan kebaikan dan memperbagus hubungan dengannya, termasuk dalam hal  pemberian nafkah' pakaian'dan semisalnya. dan tentunya pemenuhannya berbeda-beda sesuai dengan kemampuan suami'

Rasulullah saw. juga pernah bersabda:

Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik perlakuannya terhadapkeluarganya. "Sesun gguhnya.. aku sendiri adalah orang yang piling baik di antara kalian dalam"memperlakukan keluargaku'
(HR. lbnu Majah)'

Janganlah sekali-kali seorang suami berlaku  kasar terhadap istrinya  baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan. Merupakan kewajiban yang mutlak harus dilakukan para suami untuk memperlakukan istrinya dengan luwes lembut dan baik.  Menghormatinya  menghargainya dan memperlakukannya dengan sewajarnya. Mendahulukan kepentingannya yang memang patut untuk didahulukan
Bersabar dan menahan diri dari sikap yang kurang menyenangkan dari padanya' Diantara bukti kesempurnaan akhlak seseorang adalah bersikap santun dan halus kepada istrinya.

Rasulullah saw. adalah orang yang paling indah, bergaul dengan istri-istrinya 'Beliau dikenal supel dan bijaksana dalam pergaulan, selalu menampakkan muka
Yang manis  dan riang gembira, suka bergurau dengan istri- istrinya,lemah-lembut terhadap mereka' dan memberi nafkah rumah tangga yang cukup' Beliau bahkan pernah bergurau dengan cara mengumpulkan istri-istrinya tiap malam untuk makan di rumah tempat ia harus menginap menurut  giliran, lalu setelah makan malam masing-masing kembali kerumahnya sendiri' Beliau selalu tidur di bawah satu sarung bersama istrinya. Jika beliau selesai shalat isya. Beliau tidak meninggalkan kebiasaan bercanda dengan istri-istrinya sebelum ia tidur.

Sesungguhnya persahabatan dalam kehidupan suami istri tidak menunjukkan hilangnya kepemimpinan dalam rumah tangga .Sebab,Allah Swt. telah menegaskan, bahwa :

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ 

suami adalah pemimpin atas istrinya (QS an-Nisa, [4]: 34).

Hanya saja, kepemimpinan suami atas istri di dalam rumah bukan berarti menjadikan dirinya sebagai orang yang bertindak otoriter yang tidak dapat dilanggar perintahnya.  Oleh karena itu, seorang istri berhak menjawab dengan santun ucapan suaminya, berdiskusi dengan suaminya secara makruf dan turut serta dalam memberikan masukan kepadanya.  Sebab, pada dasarnya, keduanya adalah dua orang sahabat, bukan pihak yang memerintah dan yang di perintah atau penguasa dan bawahan. Rasulullah saw, di dalam rumahnya adalah sahabat karib bagi istri-istrinya, bukan penguasa yang otoriter terhadap mereka, meskipun Beliau adalah seorang kepala negara, panglima perang, politikus,sekaligus seorang nabi dan rasul. Seorang istri dengan segenap kelembutan dan kehalusan perasaannya, akan sangat peka jika sedikit saja suami berlaku kasar terhadapnya. Untuk itu hargailah dengan segenap perasaan kemanusiaannya. Merendahkannya bisa menjadi cermin kerendahan budi pekerti suami.

Rasulullah saw. bersabda:
Janganlah kalian memukul hamba-hamba perempuan Allah.

Maka tidak salah jika suatu ketika seorang suami harus bersikap :SlAGA" siap Antar Jaga)' menemani dan bersedoa gurau, sering-sering menunjukkan sikap saying misatnya memeluk atau menciumnya. Karena itu sudah menjadi kewajiban suami'
Beberapa teladan Rasulullah saw bergaul secara maruf dengan istrinya di antaranya seperti hadist yang diriwayatkan oleh bukhari tentang kesabaran dan ketelatenan
Rasulullah saw. mendengarkan kisah  Aisyah  ra' yang cukup panjang dan menanggapinya dengan baik setelah Aisyah selesai berkisah Apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw ini menggambarkan bagusnya pergaulan beliau terhadap istrinya sementara memang dalam hidup berkeluarga masing-masing di tuntut untuk berrgaul dengan pasangannya dengan  cara yang baik dapat mengikat cinta dan melang gengkan kebersamaan'

Al-hafizh ibnu katsir rahimatullah menafsirkan bahwa allah swt-menuntunkan kepada seorang suami untuk berbicara dengan baik pada istrinya. berbuat yang baik dan berpenampilan yang baik sesuai kemampuannya sebagaimana seorang suami menyenangi hal itu untuk dilakukan oleh sang istri

Allah swt.berfirman:

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ

"Mereka (para istri) punya hak yang sebanding dengan kewaiiban mereka dengan cara yang ma,ruf
 (QS' Al-Baqarah 228)

Ayat di atas'menerangkan bahw Allah swt menetapkan adanya hak seorang istri terhadap suaminya seperti halnya suami punya hak yang harus ditunaikan istrinya'
Maka masing-masing melaksanakan apa yang semestinya mereka tunaikan untuk pasangannya dengan cara yang ma'ruf. Bandingkan satu contoh pergaulan Rasulullah saw. yang dengan setia duduk mendengar cerita 'Aisyah ra. dengan kekakuan sebagian suami ketika bercengkrama dengan istrinya.Tidak ada senda gurau, tidak ada cerita yang bisa mengikat cinta, dan tidak ada perhatian terhadap pembicaraan pasangannya. Apalagi mau melakukan seperti yang dilakukan Rasulullah saw. Padahal perbuatan yang dianggap kecil seperti duduk
sejenak mendengarkan cerita istri tersebut mungkin dapat menjadi media untuk menunjukkan kecintaan kepada pasangan hidup sebagaimana Rasulullah saw ingin menunjukkan rasa cinta beliau kepada Aisyah. Hal ini jelas akan mendekatkan hati dan melekatkan cinta diantara suami istri.

Bila seorang suami enggan duduk sejenak bercengkrama dengan istrinya karena alasan sibuk, banyak hal yang lebih penting yang harus diurusi dan sebagainya,
maka seharusnya ia melihat sosok Rasulullah saw. Hari-hari beliau juga sarat dengan kesibukan,  menyampaikan risalah Allah, mengajari manusia, memimpin negeri dan umat, menegakkan kalimat Allah swt di muka bumi dengan jihad  
fisabililiah,  namun beliau menyempatkan duduk mendengar cerita istrinya yang panjang. Kesan apa lagi yang dapat di tangkap kecuali betapa baiknya pergaulan beliau terhadap istrinya. Sementara kita dituntut untuk menjadikan beliau sebagai suri teladan. 

Demikianlah bahwa hidup berumah tangga tidak sekedar hidup bersama dalam satu rumah. Atau sekedar telah melaksanakan kewajiban pokoknya saja baik sebagai suami maupun sebagai istri. Namun suami juga harus memperhatikan kewajiban lain yang dianggap tidak penting atau tidak tahu bahwa itu merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan. Oleh karena itu, perbanyaklah membekali diri dengan ajaran-ajaran lslam supaya kita tidak buta dan tidak tersesat.

Smoga bermanfaat...


0 Response to "KEWAJIBAN SUAMI BERGAUL DENGAN CARA MA,RUF PADA ISTRI"

Post a Comment

wdcfawqafwef